Feminisme dalam Konteks Etika Kritik dan Refleksi terhadap Pemahaman Tradisional

Abstract

Pada abad ke-20, perubahan sosial dan perkembangan pemikiran filosofis memunculkan 
gerakan feminis sebagai respon terhadap ketidaksetaraan gender yang melibatkan peran dan 
hak-hak perempuan. Gerakan ini bukan hanya sebagai reaksi terhadap ketidakadilan yang 
dihadapi perempuan, tetapi juga sebagai upaya untuk merefleksikan dan mengkritik pemahaman 
tradisional tentang peran gender yang telah lama tertanam dalam struktur masyarakat.
 Gerakan feminis memiliki sejarah panjang yang mencerminkan perubahan sosial dan 
kebijakan di berbagai belahan dunia. Pada awalnya, gerakan ini lebih fokus pada hak-hak politik 
seperti hak pilih. Namun, seiring waktu, pemikiran feminis berkembang dan mengakomodasi 
dimensi-dimensi lain dari kehidupan perempuan, termasuk peran dalam keluarga, pendidikan, 
dan pekerjaan.
 Pemikiran feminis melalui beberapa fase evolusi, dari gelombang feminis pertama yang 
berkonsentrasi pada hak-hak dasar hingga gelombang feminis kedua yang lebih menekankan 
pada aspek-aspek struktural ketidaksetaraan gender di masyarakat. Pemikiran feminis saat ini 
mencakup berbagai perspektif, termasuk feminisme liberal, feminisme sosialis, dan feminisme 
radikal, yang semuanya memandang peran gender sebagai hasil konstruksi sosial yang dapat 
dikritisi dan direkonstruksi.
 Norma-norma tradisional mengenai peran gender telah lama memengaruhi cara masyarakat 
memandang perempuan dan laki-laki. Konsep stereotip yang melekat dalam norma-norma ini 
membentuk ekspektasi mengenai bagaimana seorang perempuan atau laki-laki seharusnya 
bertindak, berpakaian, dan mengembangkan karir atau kehidupan pribadi.