POLARISASI POLITIK DAN TANTANGAN TERHADAP DIALOG SIPIL: SUATU ANALISIS KOMUNIKASI POLITIK

Abstract

Polarisasi politik, sebagai fenomena yang semakin merajalela di banyak negara, telah menjadi fokus perhatian dalam kajian politik kontemporer. Istilah ini merujuk pada pemisahan yang semakin dalam antara kelompok-kelompok politik yang berbeda dalam masyarakat, yang seringkali didasarkan pada perbedaan ideologi, nilai-nilai, dan keyakinan. Polarisasi politik telah menciptakan keretakan yang signifikan dalam masyarakat, mempengaruhi dinamika politik, dan bahkan mengancam stabilitas demokrasi. Di sisi lain, dialog sipil, yang merupakan proses interaksi dan pertukaran pendapat antara berbagai kelompok masyarakat, dianggap sebagai salah satu cara untuk mengatasi konflik politik dan memperkuat kehidupan demokratis. Namun, polarisasi politik yang semakin meningkat telah menimbulkan tantangan bagi praktik dialog sipil. Dalam konteks polarisasi, dialog sipil sering kali terhambat oleh pertentangan yang mendalam antara kelompok-kelompok politik yang berlawanan. Pemahaman yang berbeda tentang isu-isu krusial, bersama dengan retorika yang keras dan penolakan terhadap pandangan kelompok lain, dapat menghambat upaya untuk mencapai konsensus atau kesepakatan bersama. Bahkan, dalam beberapa kasus, polarisasi politik dapat memicu fragmentasi opini publik, di mana masyarakat terpecah belah menjadi kelompok-kelompok yang semakin terisolasi secara ideologis, menyulitkan terbentuknya ruang dialog yang inklusif dan saling pengertian.