RADIKALISME AGAMA DALAM POLITIK KONTEMPORER: TANTANGAN BAGI KEAMANAN NASIONAL

Abstract

Radikalisme agama telah menjadi salah satu isu yang paling menonjol dalam politik kontemporer dan merupakan tantangan serius bagi keamanan nasional di banyak negara di seluruh dunia. Fenomena ini melibatkan penggunaan agama sebagai dasar untuk membenarkan atau memperjuangkan ideologi yang ekstrem, sering kali dengan menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan sebagai sarana untuk mencapai tujuan politik mereka. Dalam konteks politik, radikalisme agama mempengaruhi dinamika politik dan sosial, sering kali mengakibatkan polarisasi masyarakat, ketegangan antar kelompok, dan konflik berskala besar. Dalam beberapa dekade terakhir, terjadi peningkatan signifikan dalam insiden terkait radikalisme agama di seluruh dunia. Dari serangan teroris oleh kelompok seperti Al-Qaeda dan ISIS hingga pergerakan politik yang didasarkan pada ideologi radikal di berbagai negara, fenomena radikalisme agama telah menjadi salah satu isu utama dalam kebijakan keamanan nasional. Ancaman ini tidak hanya mencakup ancaman fisik seperti serangan teroris, tetapi juga meliputi pengaruh ideologi radikal yang dapat mempengaruhi stabilitas sosial, politik, dan keamanan negara secara keseluruhan. Dalam konteks politik kontemporer, radikalisme agama juga seringkali dimanfaatkan sebagai alat untuk mencapai tujuan politik tertentu. Beberapa kelompok atau individu menggunakan agama untuk memperoleh dukungan politik atau untuk menggalang massa dalam kompetisi politik. Di sisi lain, terdapat pula peran negatif radikalisme agama dalam membentuk kebijakan publik dan dalam menjaga stabilitas politik suatu negara. Misalnya, dalam beberapa kasus, agama digunakan sebagai alat untuk menjustifikasi diskriminasi terhadap kelompok minoritas atau untuk membenarkan tindakan represif oleh pemerintah.